Teater Cassanova

Teater Cassanova
Logo

Kamis, 24 Februari 2011

27 Maret 2011 Teater Cassanova dalam perayaan WORLD TEATER DAY


WEST JAVA – INDONESIA WORLD THEATER DAY  27 MARET 2011
Berangkat dari sebuah penjelajahan tanpa batas-batas, kami menyadari betapa sangat luas teater itu untuk di “ceritakan”. Ada banyak hal yang harus di bahas berkaitan dengan seni teater. Tidak menjadi mustahil jika seniman  mulai abad yunani hingga abad kontemporer saat ini mengakui bahwa teater tidak hanya dimiliki oleh orang-orang drama, tapi seluruh yang bernama seni pertunjukan, yang di ciptakan untuk di tunjukkan keatas panggung, baik panggung itu konvesional maupun nonkonvensional akan tetap bernama teater atau kita kenal seni pertunjukan. 27 Maret adalah tanggal yang ditetapkan dan mendapat pengakuan dan kesepakatan dari UNESCO sebagai tanggal dimana teater akan masuk pada hari teater sedunia. Seluruh dunia serentak memperingati World Teater Day termasuk Indonesia bersama Teater Cassanova. Kami hanya akan mengungkapkan kesadaran pertahanan ruang budaya untuk tetap terjaga dan ditegakkan. Kesadaran berkesenian dan kepedulian akan hasil ciptaan harus digambarkan melalui tindakan agar terhindar dari sikap ketidak wajaran dalam melangkah bagi generasi selanjutnya karena terputus dari akarnya. 

27 Maret 2011 semua seniman akan melihat hari idioleginya. Kemanusiaan kembali disuarakan setelah lama tidak di kumandangkan. Semua teks, semua bunyi dan musik, gerakan dan tubuhnya, nurani dan kemanusiaannya akan melihat panggungnya sendiri-sendiri. Semua yang bernama keindahan dan kejujuran nurani di imani keberadaannya. Semua ekspresi manusia menjelma menjadi karya. Manusia bisa hidup dan terbaca jajaknya hanya karena karya yang ia tebarkan di muka bumi. Sifat penciptanya yang dititipkan kepada manusia adalah kewajiban yang harus dirawat dan difungsikan. Jika masih ada manusia yang tidak mencipta maka keberadaannya sama dengan tiada.

  Hari teater sedunia ini adalah hari dimana semua manusia sedunia kembali diajak untuk bangkit dari kubur ketidak berdayaan lewat karyanya sendiri. “aku berfikir maka aku ada” ungkap Rene Descartes.  bukti bahwa kita ada, bangsa ini ada, dunia ini ada.

Viva Teater…!

Ditulis oleh: M. Wail Irsad & Alwin Prayoga

Senin, 22 November 2010

Theme Song Pertunjukan Teater Cassanova

Kini teater Cassanova coba memberikan informasi kepada kawan2 tentang beberapa lagu-lagu yang terinspirasi dari pertunjukan Teater Cassanova sendiri seperti Univesitas Orang-0rang Mati, Rahwana Sinta, Persidangan Para Aktor, Sajak Sang Pecinta, dan lainya.

bagi teman teman yang mau download lagu-lagunya bisa di persilahkan dan Gratis.

1. Universitas Orang-Orang Mati ada 2 lagu
 INI  untuk lagu Nyanyian Universitas
INI  untuk lagu Nyanyian Padang Tandus


2.  Sajak Sang Pecinta
 INI untuk lagu Kata-Kata Bersayap Api

3.  Hutan Hujan Malam Pelarian
 INI  untuk lagu Requiem Of Escaping
Rainy Night


4.  Persidangan Para Aktor
  INI  untuk lagu Sidang Para Aktor

5.  Rahwana Sinta
 INI  untuk lagu Song Of Ravana.

selamat mendownload dan selamat mendengarkan..... (alw)

Jumat, 20 Agustus 2010

MENTALITAS GENG DAN SPIRIT KOLEKTIF YANG KREATIF



Oleh: Dian Ardiansyah


Pada sebuah proses pertunjukan teater, seringkali terjadi perdebatan soal otoritas sutradara sebagai penggagas ide pertunjukan dan posisi aktor dalam mencari ruang kreatifnya diatas pentas. Tidak jarang juga kita dengar atau bahkan kita saksikan sendiri bagaimana peran sang sutradara akhirnya mampu membunuh peran sang aktor diatas panggung ketika sang sutradara hanya menjadikan mereka sebagai elemen artistik yang ingin ia tampilkan, aktor tidak lebih sebagai boneka diatas panggung. Atau kita sering melihat bagaimana kelangsungan proses sebuah kelompok teater akhirnya terlalu bergantung pada funding father yang mereka miliki, sehingga akhirnya ketika mereka tak lagi akur dengan funding tersebut maka kelompok teaternya segera menjadi almarhum.
Ini adalah gambaran atau sketsa yang sering kita saksikan sebagai penikmat atau bahkan mungkin kita rasakan sebagai pelakon dalam dunia teater. Semua hal diatas sebenarnya menjadi masalah yang tidak perlu dipusingkan, hanya jika kelompok memiliki satu spirit keberangkatan yang setara. Pada tulisan ini, saya akan mencoba menjelaskan proses berkreatifitas Teater Cassanova selama 7 tahun perjalanannya tanpa pernah bergantung pada funding father dan tetap dapat bekerja secara maksimal.


Membangun mentalitas geng atau tim sepakbola
Di dalam sebuah tim sepakbola, semua pemain menempati posisi masing – masing dan mereka bekerja untuk tujuan yang sama yaitu membuat gol. Begitu juga dalam sebuah geng, peran ketua menjadi sangat tidak dominan karena sewaktu – waktu ketika ia tertembak dan mati oleh geng lain, segera posisi strategis dan taktis tersebut bisa tergantikan dengan cepat. Spirit inilah yang melandasi gaya kerja kami, Teater Cassanova. Di dalam sebuah proses kreatif, posisi sutradara selalu setara dengan aktor. Diskusi dan perdebatan kreatif antara sutradara dan aktor selalu terjadi pada saat evaluasi latihan. Peran sutradara disini tidak lagi sebagai ”Tuhan” pada pertunjukan yang akan dipentaskan, ia menjadi partner seluruh elemen pertunjukan. Mungkin tulisan ini akan dibantah dengan mengatakan bahwa sekalipun dengan gaya otoriter sutradaranya, semua pertunjukan teater tetap memiliki spirit kolektivitas. Akan tetapi, Teater Cassanova selalu beranggapan bahwa kerja tim adalah ketika seluruh komponen tim tersebut mampu memberikan intelektualitasnya secara langsung dengan spirit kesetaraan.
Banyak orang yang menyatakan bahwa sebuah kelompok teater dapat menghasilkan banyak aktor, tetapi mereka tidak dapat mencetak sutradara. Teater Cassanova mencoba untuk mematahkan pernyataan itu, kami membuat beberapa laboratorium di dalam kelompok untuk menemukan metodologi dan formulasi. Hingga saat ini Teater Cassanova telah memiliki 6 orang sutradara, dengan sistem giliran yang diberlakukan di kelompok kami. Soal melahirkan sutradara di dalam kelompok adalah persoalan memberikan ruang bagi seseorang untuk mencipta, soal bagaimana kejembaran hati dalam memberikan orang lain kesempatan untuk membuat sesuatu. Teater Cassanova selalu melakukan pendidikan ini bagi anggotanya yang memiliki minat di bidang sutradara sehingga kami dapat mengukur sejauh mana perkembangan ide kreatif dari tiap sutradara.


Sang Kepala Geng

Teater Cassanova tidak membangun kelompok berdasarkan pola hierarki, sehingga proses pemilihan ketua kelompok juga diajukan secara terbuka setiap tahunnya. Mengapa setiap tahun? ini adalah proses melakukan rotasi yang sehat dan regenerasi yang baik bagi tiap anggota untuk mengembangkan proses nalar kreatifnya. Juga sebagai kelompok muda yang progressif kami merasa perlu untuk membongkar seluruh potensi yang ada pada anggota sehingga seluruh anggota siap untuk melanjutkan misi kelompok di garda depan perteateran Indonesia.

Penjelajahan Seni Tanpa Batas

Spirit penjelajahan seni tanpa batas itu sendiri bukan tanpa makna bagi kami. Kami menyadari bahwa tidak ada yang benar – benar baru di dalam dunia teater, semua bentuk narasi besar teater hingga segala jenis filsafat telah ditelurkan jauh sebelum kita. Akan tetapi, spirit penjelajahan ini lebih pada usaha untuk tidak mengkotak – kotakkan kesenian, tidak terjebak pada satu genre teater yang baku, atau bahkan mencoba menabrak beberapa genre dan gaya.
Pada setiap prosesnya, semua anggota memberikan gagasannya. Justru disini menariknya, terkadang dari seluruh gagasan yang dilontarkan, lahir beberapa ide yang brilian, eksentrik, gila, aneh, dan bahkan brutal dan diterima oleh forum.
Sebagai kelompok muda, spirit penjelajahan seni tanpa batas yang kami dengungkan akan terus dilakukan. Bukan sebagai bentuk kebingungan kami akan identitas kelompok, akan tetapi sebagai wujud dari kehausan kami akan ilmu pengetahuan dan kecintaan kami pada keindahan. Oleh karena itu penjelajahan adalah cara kami untuk menemukan bentuk serta konten yang segar dan selalu dapat dinikmati oleh penonton. Cita – cita sebagai Teater Garda Depan Indonesia bisa segera diwujudkan bukan karena kedekatan dengan media massa dan funding father saja, akan tetapi karena ide – ide sebuah kelompok teater (terutama anak muda) mampu diterima publik dan lebih mengedepankan sisi edukasi massa.

Minggu, 01 Agustus 2010

Kutipan Media Cetak Mengenai Pertunjukan Teater Cassanova.


RangkaianPertemuan Teater Bandung 15-17 Juli 2010@Kampus STSI Bandung


Pertunjukan Teater Cassanova  
"Perburua vs Pelarian" Dalam Musium Tubuh Mati.
Karya A.ad
Sutradara M. Wail Irsyad 
Teater Casonava yang menggunakan halaman STSI Bandung, dengan sadar memasukkan potensi agresi publik ke dalam disain dan struktur pertunjukan yang telah mereka siapkan. Dua kelompok band dan beberapa ikon publik (mobil, motor, gaya hidup, pasukan tentara) mereka pasang sebagai persuasi menghadapi agresi publik. Hasilnya memang kolaborasi antara pertunjukan dan publik. (AFRIZAL MALNA, penyair, Pengamat seni) 
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=149920 

Teater Cassanova mempersembahkan Dalam Museum Tubuh Mati karya Aad Akbar yang disutadarai oleh M. Wail Irsyad. Pertunjukannya eksplosif. Blocking yang bergerak menyerupai pawai atau karnaval kecil dengan distorsi kostum dan make up. Panggungnya bertumbuh, memecah, menabrak, dan memasuki ruang ramai penonton. Unjuk kebolehan, ketangkasan, kecepatan, dan akrobatik tubuh dari sejumlah aktornya. Sirine, life band, motor, mobil serta deru-raungnya hadir menjadi bagian dari pertunjukan. Riuh, hidup, dan bergejolak.
Aksi kejar-kejaran, saling serang antara perampok dan polisi, pertaruhan merebut satu kopor dan sebuntal benda rampokan, uang barangkali. Aksi sigap, saling mewaspadai, menyerang, terkam-terkaman lantas kabur memperlihatkan agresivitas di satu pihak, dan hura-hura pesta musik di lain pihak.
Bersatu memperkuat diri, menghantam, dan mengagresi pihak lawan. Kesetiaan, pengkhianatan, dan perceraian hadir di dalamnya. Pada akhirnya Joker merebut kopor dan benda rampokan. Polisi dan perampok diseret oleh hasratnya, digiring bak kerbau dicocok hidung mengikuti benda rampasan mereka. Yang berjuang, yang bertempur, dan berlelah-lelah tidak pernah menang. Mereka cuma jadi permainan. Joker pengendali kisah tetap menjadi pemenang dan penikmat hasilnya.
Pertarungan hidup, saling mengagresi, adu licik dan muslihat, hura-hura dan keriuhan pesta memperlihatkan gaya dan kerasnya kehidupan kota. Semuanya bergerak tanpa ruang jeda. Tanpa jarak dan batas. Yang licik, si tukang muslihat, pemegang, dan pengendali kisahlah yang berhak atas hidup. Yang utama adalah menang, menuai hasil tanpa harus berdarah-darah. Ilmu menguasai jauh lebih unggul daripada martabat kerja dan proses. Semua hadir, tumpah-ruah.  (Silvester Petara Hurit, esais, pemerhati seni pertunjukan) 
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=149922 




Rabu, 28 Juli 2010

Flickr

This is a test post from flickr, a fancy photo sharing thing.

Profil Teater Cassanova

Teater Cassanova merupakan kelompok kesenian yang independen dan bersifat non profit, didirikan di Bandung pada tanggal 14 Februari 2003 oleh 4 0rang angkatan pendiri. Cassa (Rumah atau wadah) dan Nova (Cahaya bintang) merupakan dua spirit yang kami satukan sebagai sebuah pijakan dan semangat kebaharuan.

"Jalan seni adalah Jalan Perubahan" adalah manifesto yang kami yakini sebagai rute semesta, berharap bahwa aktifitas Teater Cassanova dapat memberikan sesuatu yang ideal untuk keberadaan kehidupan dan manusia. Aktifitas Teater Cassanova terkonsentrasi pada bidang seni, khususnya seni Teater. Pendidikan, Pengkajian dan Pengembangan Seni Teater menjadi ruang eksplorasi dan kegelisahan kreatifitas kami. Penjelajahan Seni Tanpa Batas dari terlembut sampai terkasar, dari radikal bahkan brutal jika itu diperlukan untuk pewujudan karya seni yang maksimal adalah kalimat yang lahir dari sikap kreatifitas kelompok ini.

Indonesia Raya, sebagai Lagu Kebangsaan Indonesia, dipilih menjadi Hymne Teater Cassanova dan dinyanyikan dalam setiap kerja dan karya Teater Cassanova. Ini berarti bahwa kami sadar dan berangkat dari semangat nasionalisme serta wujud kegagahan berbangsa yang multi-unik ini. Masalah-masalah ilmu pengetahuan, humanisme, spiritualitas dan sejarah serta isu-isu dunia selalu menjadi bahan bagi kinerja Teater Cassanova. Saat ini Teater Cassanova memasuki fase sepuluh tahun keberadaannya dalam dunia kesenian. Lebih dari 100 karya yang lahir dari laboratorium penciptaan kelompok ini telah di pertunjukan di tengah masyarakat. Pada fase ini kami sedang mengkaji dan mengeksplorasi isu-isu rasial, dunia urban dan spirit tradisi.

Teater Cassanova meyakini bahwa setiap tempat adalah panggung dan juga memainkan pertunjukan di sana, mulai dari tahap konvensional sampai yang temporer sekalipun, seperti jalan raya, kebun, ladang, toko buku, garasi, dll. Cassanova berpikir bahwa Teater bukanlah semangat hanya untuk menjadi “imagy ideal” atau dengan membayangkannya saja maka dunia bisa berubah, akan tetapi dibutuhkan tubuh dan idea melalui proses pergulatan dan dialektika secara bertahap. Teater kami tumbuh dari persentuhan emosional juga ide kreatif yang multi-bahasa, multi-dimensi, dan multi-kultural komunal. Kami adalah pekerja dan bekerja untuk profesi. Cassanova adalah Teater Pekerja yang bekerja dalam kontinuitas.


Salam Cinta



Markas Besar : Jl. Mayang Asih No 14 Komp. Simpay Asih Ujungberung Bandung

Tlp : 0821181860 78 (alwin)